Lulus adalah kata perantara. Perantara antara masa lalu dan masa depan. Perantara antara pribadi lama dan pribadi baru. Perantara antara dua dunia yang berbeda. Namun dalam perbedaan itu dia memiliki persamaan, dia berada di antara dua tuntutan, tuntutan lama dan tuntutan baru. Dan dalam tuntutan itu kaulah terdakwanya--yang dituntut.
Banyak yang bilang Bumi seperti ruang kelas. Kelas yang setiap hari Bapak guru berkumis tebal datang membawa penggaris dan mengatakan, "Hari ini ujian." Keesokan harinya ia datang lagi kali ini sambil memelintir kumisnya dan berkata, "Kerjakan soal halaman 666!." Besoknya begitu dan besoknya juga begitu. Setiap hari ujian.
Semakin sesak ruang kelas dengan siswa pendatang-pendatang baru, semakin gencar Pak Kumis tebal memberikan ujian. Dari waktu ke waktu. Karena semuanya berada dalam perputaran waktu, maka waktu yang semakin tua juga mempersulit kelulusan-kelulusan dari ujian itu. Dengan memberikan umur yang semakin panjang, dengan menambah personil guru-guru bengis, dengan menaikkan kelas, dengan meaikkan syarat kelulusan, dengan mempersulit soal-soal, dengan mengurangi jatah makan, dengan segala tuntutan praktek hidup di lapangan, dengan cemoohan, dengan, dengan dan dengan. tak bisa kusebutkan lagi saking banyak kesulitan yang sistem waktu dan kelas bumi itu tambahkan ke pundak orang yang ingin lulus.
Dan kita hanya menjadi terdakwa. terdakwa yang belum mendapatkan keputusan vonis penjara pun sudah serasa berada dalam penjara. belenggu tuntutan. tidaklah heran, banyak terdakwa-terdakwa yang mati sebelum ketuk palu hakim. ia mati bunuh diri. banyak terdakwa yang tua dalam ketidakpastian keputusan hukum. keputusan yang ia dapatkan adalah dituntut seumur hidup tanpa keputusan. dituntut sampai mati tanpa keputusan mati. hidup selamanya bersama tuntutan. ia telah menjadi patung pajangan tentang seseorang yang sedang dituntut --tanpa keputusan.
aku terdakwa yang dituntut
bumi ingin aku mati tidak dalam kematian
maka aku katakan
aku belum mati
kata 'belum' membuatku semakin dituntut
karena dalam kata 'belum' ada hidup
hidup di tempat yang tak jelas
aku hidup atau
aku mati.
Mahalnya sebuah kelulusan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Grab this Widget ~ Blogger Accessories Custumized by Yuniarto Rahardjo
0 komentar:
Posting Komentar
Comment