Exspedition Double- S Central Java 2010

Gunung Sindoro

Gunung yang mempunyai ketinggian setinggi 3,163 Mdpl dan terletak perbatasan kabupaten Temanggung dan Wonosobo Jawa Tengah Indonesia, perj alanan mendaki gunung Sundoro biasanya satu paket dengan pendakian gunung sumbing, karena letak gunung Sundoro bersebalahan dengan gunung Sumbing, setelah turun dari gunung Sumbing (jalur Garung) kita bisa melanjutkan pejalanan ke pos pendakian gunung Sumbing di desa Kledung dengan naik bus jalur kearah semarang dengan ongkos Rp 1000,- atau kita jalan kaki karena jarak tempuhnya -+ 1Km dari pos pendakian Garung. Setelah kita melakukan peri jinan di Pos Kledung dengan biaya Rp 3500,-(kalau belum ada perubahan) disarankan membawa banyak air karena di jalur pendakian tidak terdapat mata air. Perjalanan mendaki ke puncak sundoro -+8 jam dan turun 4-6jam
Perjalanan menuju pos 1 kita akan melewati sawah dan ladang penduduk, jalur ini merupakan jalan berbatu yang sudah tertata rapi sampai kemudian
kita berbelok ke kanan menuju pos 2, mata kita tetap harus waspada karena banyaknya jalur di lad ang akan membuat kita tersesat, setelah pos 2 perjalanan mulai menanjak menuju pos 3 di sini terdapat camping ground yang lumayan lebar sehingga kita bisa melaukan camp. Dari pos 3 kita bisa melihat puncak semu (pertama kali naik akan di kira puncak) dan dalam perjalanan kita akan tiga kali melihat puncak semu sebelum sebelum sampai di puncak sebenarnya. Sampai di puncak kalau kita beruntung akandapat melihat danau di tenga h-tengah kawah yang mati, di sini terdapat puncak yang sangat lebar (jalur tambi) seperti lapangan sepak bola.
Dalam melakukan pendakian di gunun
g Sumbing dan Sundoro disarankan hati-hati kalau membuat perapian, karena cuaca yang kering menyababkan rawan kebakaran, apalagi tumbuh-tumbuhan di wilayah dua gunung ini di dominasi oleh semak dan alang-alang yang mudah tebakar.


Gunung Sumbing


Merupak
an gunung yang mempunyai ketinggian setinggi 3.371 Mdpl, terletak di kabupaten wonosobo Jawa tengah, Indonesia dengan koordinat 7.384° LS 110.070° BT Jenis Stratovolcano, untuk menaiki gunung ini kita bisa memulai perjalanan dari Purwokerto dengan naik Bus jurusan Purwokerto-Semarang dengan biaya Rp 15.000,-. Perjalanan dari purwokerto menuju pos pendakian gunung Sumbing di desa Garung menghabiskan waktu -+ 3jam, setelah turun dari Bus, kita bisa langsung menuju pos pendakian dengan jalan kaki -+ 100m untuk mengurus perijinan pendakian, tiket Rp 3500,-(kalau belum ada perubahan) setelah itu kita bisa melanjutkan perjalanan menuju puncak. Sebelum perjalanan sebaiknya kita melakukan cheking barang bawaan kita, jangan lupa membawa air sebanyak-banyaknya karena mata air di pos 1 (jalur baru)belum tentu mengalir.
Perjalanan m
enuju puncak biasanya sekitar 8 jam dan turun -+ 4-6jam (lebih enak mendaki malam pemandangan kota lebish eksotis dan tidak terlalu panas-pen)Kita bisa memilih jalur baru atau jalur lama, kalau jalur baru kita melawati arah kanan batas desa, tapi kalau kita melewati jalur lama kita langsung lurus menuju track, dalam pendakian awal mata kita harus waspada melihat petunjuk jalur karena jalur pada awal pendakian berupa ladang (sayuran dan tembakau)sehingga kita sering salah jalur dan mengakibatkan kita tersesat. Dua jalur (lama dan baru)tersebut bertemu di Pestan, lokasinya lumayan lebar untuk camp tapi kadang berbahaya kalau ada badai karena areanya sangat terbuka, sebaiknya kalau kita mau mendirikan camp di watu kotak sebelah atasnya Pestan. di wat u kotak pendaki yang baru pernah naik gunung Sumbing sering terjebak dengan puncak semu, untuk itu mata kita harus tetap waspada melihat petunjuk jalur, setelah watu kotak kita belok kiri menuju tanah putih, dari tanah putih sekitar 1 jam kita akan sampai puncak gunung Sumbing yang tidak terlalu lebar, jadi hati-hati untuk tidak terjatuh ke jurang yang ada di depan kita.



Hiking ( Pendaki Gunung)

Penda k ian gunung (Hiking/Mountaineering), ya. Sebuah kegiatan menarik yang bisa menyegarkan pikiran anda bahkan m enjadi hoby bagi banyak orang sekarang ini. Banyak situs yang telah mempostingkan sejumlah kegiatan pendakian gunung. Namun, hanya situs ini yang menjelaskan segala materi pendakian gunung, mulai dari pengerti an Hiking itu sendiri, bahkan sampai kepada tehnik, dan survival.

Pendakia n g unung sering juga disebut “Hiking” atau “Mountaineering”. Kegiatan yang akhir-akhir ini semakin banyak diminati kaum muda. Sehingga tak aneh jika banyak club-club pecinta alam atau organisasi remaja yang memfokuskan pada kegiatan pendakian gunung. Andapun juga bisa membuat klub pecinta alam dan sebagainya.

Mountaineering (hiking) dapat dibagi kedalam beberapa tipe, yaitu:

  1. Hill walking atau Hill Climbing, yaitu berjalan perjalanan atau pendakian non salju, dari yang ketinggiannya biasa saja sampai kegunung bahkan kepegunungan yang tertinggi.
  2. Rock Climbing, yaitu pemanjatan tebing.
  3. Snow Ice Climbing, yaitu pendakian gunung bersalju

Pada dasarnya 3 tipe pendakian tersebut sama saja, namun yang membedakan hanya medan pendakiannya yang mempengaruhi persiapan, peralatan, dan tehnik pendakiannya.

Olahraga Mendaki Gunung tidak hanya membutuhkan fisik yang prima saja, tetapi juga membutuhkan kestabilan jiwa pendaki. Secara fisik artinya pendaki mempunyai daya kemampuan fisik yang maksimal pada ketinggian, sedangkan berdasa
rkan kesiapan jiwa, diperlukan konsentrasi dan kestabilan emosi di dalam menghadapi suatu kondisi dan situasi.

Para calon pendaki yang merasa takut berada diketinggian, lebih baik menunda dulu keinginannya.

Pendakian gunung merupakan suatu olahraga yang dapat dikaitkan dengan peraihan prestasi. Pendaki yang berpengalaman dan aktif akan selalu berusaha menemukan jalur-jalur baru, yang lebih sukar, lebih menantang. Namun, seiring dengan meningkatnya prestasi, maka bertambah pula resiko (kecelakaan) terhadap pendaki.

Para calon pendaki hendaknya memperhatikan faktor-faktor dibawah ini, yaitu:
  1. Aklimatisasi
Yang dimaksud dengan “Aklimatisasi” adalah proses penyesuaian yang dilakukan terhadap suatu keadaan suatu tempat (termasuk ketinggian). Aklimatisasi merupakan faktor penunjang bagi para pendaki gunung untuk menanggulangi tipisnya kadar oksigen disuatu tempat, suhu, medan perjalanan, dan lain-lain. Yaitu dengan cara melakukan penyesuaian secara berkala agar pendaki tidak menglami shock

2. Latihan Berkala

Pada dasarnya latihan fisik bagi seorang pendaki gunung memerlukan keseimbangan yang teratur. Pendaki dianjurkan untuk latihan lari, bersepeda, atau berenang. Lakukan latihan pada siang hari, sebab kadar oksigen disiang hari dipermukaan lebih tipis (mirip dengan keadaan diatas gunung). Dengan latihan lari para pendaki dipaksa untuk menghirup udara tipis. Jenis latihan lainnya dengan melakukan; push-up, sit-up, dan pull-up.

3. Memiliki Pengetahuan Mengenai Alam Bebas Dan Navigasi

Hendaknya para pendaki mengetahui Hiking Skill (keahlian mendaki) dan tehnik navigasi. Seperti menggunakan GPS, kompas, dan peta.







4. Persiapan Suatu Perjalanan


Faktor penunjang keselamatan dibagi kedalam:

  • Faktor Internal, faktor yang menyangkut diri sang pendaki itu sendiri.
  • Faktor Eksternal, faktor yang menyangkut daerah yang dituju, misalnya cuaca, medan, bahaya longsor, dan lain-lain
Juga dalam melakukan pendakian perlu diperhatikannya bahaya-bahaya
suatu pendakian gunung, yang tebagi kedalam:

  • Bahaya Subyektif, bahaya yang datangnya dari diri sipendaki.
  • Bahaya Obyektif, bahaya yang datangnya dari daerah yang kita daki.

Adapun persiapan sebelum melakukan perjalanan adalah sebagai berikut:
  1. Memilih Pemimpin
Pilihlah seorang pemimpin perjalanan, seseorang yang sudah tahu dan berpengalaman. Serta memiliki kemampuan navigasi yang cukup dan mempunyai keahlian mendaki. Tidak hanya itu seorang pemimpin harus mempunyai sifat cepat dan tepat dalam mengambil tindakan. Dan juga mempunyai kestabilan emosi dan ramah dengan anggotanya.

2. Memiliki Hiking Skill (Keahlian Mendaki). (baca hiking Skill disitus ini)

3. Mengetahui Alat-Alat Pendakian

Adapun bagi pendaki gunung jarak dekat dan tidak memakan waktu semalaman perjalanan, hanya perlu membawa peralatan sebagai berikut:








- GPS (Global Positioning System) kegunaan sebagai alat navigasi, bisa juga digantikan dengan kompas dan peta.

- Tali Ponco digunakan ketika menuruni atau memanjat medan gunung yang agak curam (100o) bisa juga diganti dengan Semua tali yang tidak licin seperti tali rami.

- Tenda, kegunaanya untuk berlindung, bisa diganti dengan jika tidak ada tenda maka bisa membangun bivak.

- Safety Boot (sepatu mendaki). Bentuknya hampir sama dengan sepatu boot. Namun safety boot terbuat dari kulit yang tak mudah tembus. Kegunaannya adalah untuk melindungi kaki dari duri, bebatuan, bahkan sengatan dan gigitan hewan-hewan kecil. Jika pendakian agak curam bisa dipadukan dengan Duri. Bisa diganti dengan sepatu boot biasa.




- Ransel, gunakan ransel yang ringan dan kuat.

- Golok dan pisau.

- Senter

-Korek Api

- Makanan Dan Minuman

- Perlengkapan Obat P3K.

- Pakaian, gunakan pakaian yang berbahan woll karena cepat menyerap keringat dan juga mempertahankan panas ditubuh. Kalau basahpun akan cepat mengering.

5.) Tehnik Pengepakan Barang (Packing)

Tehnik penyusunan atau penataan barang-barang kedalam ransel (tas punggung) yang disesuaikan dengan urutan:

  • Waktu/Kebutuhan Dalam Pemakaian
  • Prinsip dalam tehnik penyusunan/pengepakan barang, beban yang berat diletakkan dibagian punggung jangan dipinggang.

6. Mengerti Mengenai Survival (Bertahan Hidup Di Dalam Hutan Liar)

Survival salah satu cara hidup dialam bebas. Kata survival berasal dari kata “ survive” (Inggris) yang artinya tetap hidup. Sedangkan pengertian survival lebih luas adalah mampu melepaskan diri dari keadaan yang sulit guna mempertahankan hidup dialam bebas. Seseorang yang telah mengerti survival biasanya tidak akan panik, ketika mengalami keadaan sulit/bahaya. Keadaan sulit atau buruknya diantara lain:



- Tidak adanya (habisnya) persediaan makanan.
- Ancaman kondisi medan yang berat.
- Tersesat atau terpisah dari kelompok.
- Hilang atau tersesat sewaktu pendakian.
- Terbatasnya perlengkapan yang dimiliki (tersisa).
- Mengalami kecelakaan dialam bebas, dll.

Tips Dan Trik Seputar “SURVIVAL”.

S= Sadarilah sungguh-sungguh situasi dan kondisi diri sendiri serta ancaman medan
U= Untung rugi situasi yang dihadapi tergantung pada ketenangan serta penggunaan akal sehat
R= Rasa Takut Dan Panik dikendalikan, dengan cara mengatur keseimbangan rasio dan emosi.
V= Vivo dari bahasa latin yang artinya hidup. Tetap optimis untuk bertahan, jangan mudah putus asa.
I= Ingatlah selalu kepada Tuhan YME.
V= Vakum (kekosongan waktu) harus diisi dengan kegiatan yang menyenangkan seperti menyanyi,
seraya mencari jalan keluar.
A= Adaptasi Dengan Lingkungan sangatlah penting.
L= Latihlah selalu diri dan belajar terus agar jadi biasa


Tips Mencegah Hipothermia

Mendaki gunung memerlukan kesiapan mental, fisik, perlengkapan, perbekalan dan pengetahuan yang baik. Banyak musibah pendakian gunung terjadi karena minimnya hal – hal tersebut. Ataupun kurangnya pengetahuan survival sehingga jatuh dalam kondisi hypothermia akut.


Yang terpenting dalam kegiatan naik gunung atau kegiatan di luar (outdoor activity) adalah persiapan dan pengetahuan. Salah satunya mengetahui faktor apa penyebab hypothermia, gimana mencegah hal itu terjadi, apa aja yang perlu dilakukan dan juga tindakan apa yang perlu dilakukan kalau mulai merasakan kedinginan.

Berikut adalah tips mencegah hypothermia di gunung :

1. Usahakan kalau naik gunung jangan memakai kaos dari katun. Bahan katun jika basah keringat sulit keringnya. Ini biasanya menyebabkan menggigil kedinginan walaupun sudah memakai jaket tebal. Sebaiknya memakai bahan sintetis (
polyester/spandex/nylon) yang menyerap keringat dan berlengan panjang. Memang sih bisa ganti kaos, tapi di gunung yang sering ujan mengeringkan kaos jadi pekerjaan tersendiri. Ngeringin make api unggun, wah, jangan deh. Kasihan hutan kita. Cobalah mengurangi konsumsi kayu kecuali itu sangat darurat. Membawa satu baju tapi tetap kering, akan sangat berbeda hasilnya dengan membawa 3 baju tapi basah semua.

2. Bawa bekal yang cukup untuk naik gunung. Bekal praktis seperti coklat batangan, muesli bar, atau energy booster (seperti gel dengan glukosa, biasanya dipakai para pesepeda) sangat berguna sebagai cadangan makanan yang ringan dibawa dan menghasilkan energi lumayan. Juga biasakan mengamati sekitar, jika melewati air sungai atau daun2an yang kita kenali bisa dimakan kalau kepepet.

Dari kiri ke kanan : selimut darurat , makanan energi
Bawah : pisau, kompas, headlamp, biasanya disimpan di ransel bagian atas (gambar
koleksi pribadi)

3. Menjag
a tubuh tetap kering dan hangat. Salah satunya selalu membawa ponco, bagaimanapun kondisinya. Kalau punya baju dan jaket tahan air (gore-tex based) juga bisa (tapi ini mahal di ongkos). Jangan lupa kaos tangan dan kaos kaki. Khusus kaos kaki bawa ekstra jika perlu.

4. Kalau jalan sendiri siapkan piranti darurat komunikasi, kalau dengan teman harus saling menjaga. HP kadang kurang efektif karena tidak ada sinyal. Bawa alat darurat sinyal seperti peluit atau cermin. Biasakan saling memperhatikan pendaki lain ketika naik atau turun.

5. Jangan paksakan jalan terus kalau kelelahan dan kecapaian. Berhenti, pasang tenda dan buat makanan atau minuman yang cepat dihidangkan, seperti teh manis atau sup instant. Paksakan walaupun kurang suka, karena makanan adalah sumber energi untuk tetap jalan. Selain itu, makanan juga membuat tubuh jadi hangat karena memulai metabolisme tubuh.

6. Bawa selimut darurat (emergency blanket or space blanket). Ini mungkin sudah ada di Indonesia. Bentuknya seperti lapisan aluminium foil yang tipis dan dipakai untuk menyelimuti tubuh. Fungsinya : membuat tubuh tetap hangat, merefleksikan sinar matahari dan tidak kehujanan.. Space blanket ini hanya bersifat memantulkan panas tubuh. Untuk mendapatkan hasil maksimal bisa dibawa Bivy Sack yang terbukti lebih baik hasilnya. Bentuknya seperti selimut plastik, dengan berat sekitar 200gr. ditanggung lebih tahan lama dari space blanket.

7. Penghangat tubuh sementara (body warmer). Ini semacam plester tubuh
kalau kedinginan. Biasa dipakai untuk yang melakukan olahraga ektrem di salju (ski, ice climbing, mountaineering) . Kelemahannya : hanya bisa dipakai sekali saja dengan durasi 12 jam. Karena bentuknya tipis dan ringan, biasanya diselipkan di jaket kalau kondisi cuaca dan badan memburuk.

Sekali lagi saya ingatkan dengan alat yang memadai tapi tidak tahu bagaimana menggunakan, hasilnya juga tidak optimal. Ja
di baca dan simak bagaimana melakukan teknik dasar survival di gunung. Bisa baca, nanya atau dari pengalaman yang terus diasah.

Related Posts by Categories



0 komentar:

Posting Komentar

Comment