Sering hati kita terjebak, tersesat dan menderita untuk sesuatu yang tak kita mengerti. hingga hati kita menjadi lemah, terasa patah dan melepuh. dalam kondisi itu hampir saja kita terlupa, bahwa kesedihan itu sebetulnya tidak terlalu penting atau tidak membahayakan bagi tubuh kita.
Disaat hati lemah, seluruh tubuh pun menjadi rapuh..
Tak ada gairah, semangat yang sebelumnya menggebu gebu tiba tiba saja padam. Memilih sendiri dan nyaman dengan hayalan kebelakang disaat semuanya indah.
Tak sadar lagi bahwa jarum jam terus bergeser, hari hari terus berputar dan kita makin tertinggalkan waktu yang tidak pernah menunggu.
Dimanakah jiwa yang dulu kokoh dan setegar pohon?
Kenapa rerumputan yang biasanya gemerisik membangunkanmu, mengajakmu tersenyum menyambut pagi itu sekarang diam. ??
Sesungguhnya tidak begitu,
Rumput yang kecil itu masih disana, memandangimu dan mendo'akanmu agar cepat kembali. mengajakmu memperhatikan awan awan yang tidak pernah bosan memberi harapan tentang hujan,.
Mengajakmu melihat kesetiaan angin yang mengantar awan sesuai taqdir-Nya untuk menebarkan harapan, mengakhiri kemarau dan menaburkan gerimis, membasahi bumi dan menghadirkan pelangi.
Angin tidak peduli, awan itu berubah mendung dan kelabu... dia tetap setia menyangga awan menciptakan lukisan keindahan untuk manusia.
Untuk kita.
Agar tetap terseyum memahami Ayat Ayat-Nya yang bertebaran, .
Tidak dipungkiri,
Jalanan ini memang melelahkan jika kita tidak memiliki sayap untuk terbang melintasi setiap rintangan, terasa berat jika ternyata jalanan yang kita lalui itu semakin menyempit dan tak ada kawan yang membimbing kita, membangunkan kita saat terjatuh dan menasehati saat senyum diwajah kita hilang.
Tapi,
Jika kita sadari kembali dengan menghadirkan ruh pemahaman kita, ruh keyakinan kita tentang kemaha-melihatan Allah yang tidak terbatas jarak. yang menembus tembok tembok tebal keraguan dan menghilangkan batas batas kemustahilan.. kita akan tersadar, bahwa disana, Allah ada memandangi kita dengan kemaha-sabaran Nya. membiarkan kita sejenak hingga tersadar kembali.
Tidak ada kerugian bagi orang orang yang beriman! Allah tidak akan pernah merugikanmu, sedikitpun.
Tidak ada kesedihan bagi jiwa jiwa yang menelan marahnya dengan kesabaran, Allah senang kepada rintihanmu untuk mengingat-Nya dan meminta pertolongan-Nya.
Gelombang demi Gelombang itu dipancarkan untuk menguatkan pilar pilar kekokohan tauhid kita, mengasah nurani kita agar peka dan menjadikan kita muslim muslimah yang berkualitas dan teruji.
Tidak ada satu musibahpun yang menyentuh kita tanpa seijin Allah.
Badai dan Gelombang yang seakan menerjang kita, tidak akan menelan kita jika kita mampu menyambutnya dengan ilmu dan kekokohan iman.
Kita tidak diciptakan untuk melawan takdir Nya,
Kita diciptakan dipersinggahan ini untuk mencari simpul simpul kebahagiaan dalam setiap gelombang ujian yang menghampiri kita.
Jika tidak bisa menjadi pohon yang tegar, kita masih bisa menjadi rumput halus yang lentur dan tidak patah saat badai datang..
Badai yang datang bukan untuk dilawan, kita hanya butuh secangkir ketenangan dalam menyikapinya untuk kemudian bangkit dan berselancar bersama gelombang itu. Berselancarlah dalam setiap gelombang ujian, dan temukan keindahannya...
Jangan menjadi muslim yang lemah..
Jangan menjadi mulimah yang lemah...
Sesungguhnya Allah lebih menyukai kalian yang kuat dan tangguh!
"Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada orang mukmin yang lemah, dan masing-masing mempunyai kebaikan. Gemarlah kepada hal-hal yang berguna bagimu. Mintalah pertolongan kepada Allah dan janganlah menjadi lemah. Jika engkau ditimpa sesuatu, jangan berkata: Seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu. Tetapi katakanlah: Allah telah mentakdirkan dan terserah Allah dengan apa yang Dia perbuat. Sebab kata-kata seandainya membuat pekerjaan setan." (HR Muslim dari Abu Hurairah Ra)
Bangunlah, hari sudah siang..
Berselancarlah dalam setiap gelombang ujian dan temukan keindahannya...
0 komentar:
Posting Komentar
Comment